Fakta Dan Sejarah Misteri Gunung Guntur Garut
Misteri Gunung Guntur Garut – Fakta serta Misteri Gunung Guntur Garut merupakan topik obrolan yang amat menarik, pasalnya, saat membahasnya, tersebutkan kita akan menyelam ke dalam lautan sejarah yang luas, meliputi cerita legenda masyarakat Garut serta sejarah letusan hebat yang pernah dirasainya. Oleh karenanya, dalam tulisan yang sedang kamu baca saat ini, kamu akan mengenali mengenai sebagian fakta serta misteri gunung Guntur.
Misteri Gunung Guntur Garut
Sejarah Gunung Guntur
Kisah legenda serta Misteri Gunung Guntur Garut berlangsung ketika berkuasanya kerajaan Timanganten yang kala itu dipimpin oleh Sunan Rangga Lawe. Menariknya, dalam cerita legenda ini, kita akan mengenali cerita letusan dan Misteri Gunung Guntur Garut, bak terjadinya kiamat
Alkisah, raja Sunan Rangga Lawe mempunyai saudari wanita bernama Maharaja Inten Dewata yang tak tinggal di kawasan kerajaan, dengan disertai pelayannya bernama Batara Rambut Putih, dia lebih memilih buat tinggal di sesuatu pelosok desa bernama Kerobokan
Pada suatu masa, kawasan yang diduduki kerajaan serta warga kerajaan Timanganten merasakan kekeringan yang diakibatkan kemarau panjang. menatap rakyatnya yang hidup dengan kelemahan air, tersebutkan sang raja memerintahkan staf serta mentri kerajaan buat mencarikan daerah yang tepat buat bikin sesuatu bendungan atau danau.
Setelah melaksanakan pencarian, tersebutkan mentri serta staff kerajaan menyampaikan kepada raja jikalau mereka sudah mendapatkan kawasan yang dirasa amat cocok buat bikin sesuatu danau. Salah satu mentri berujar
jika danau berhasil dibuat di daerah tersebut, tersebutkan semua kawasan kerajaan Timanganten akan menjadi subur serta rakyatnya akan dengan cepat bebas dari musibah kekeringan yang dilanda
Namun, sehabis diselidiki, nyatanya pemilik dari kawasan tersebut ialah kakak wanita sang raja, yakni Maharaja Inten Dewata. mengenali Perihal tersebut, raja Sunan Rangga Lawe mengutus salah satu anak buahnya buat menemui Maharaja Inten Dewata serta meminta izin buat bikin danau di atas tanah milik sang kakak perempuannya
Akan tetapi, utusannya pulang dengan wajah masam, Maharaja Inten Dewata tak membagikan izin. Dia beralasan jikalau kawasan tersebut merupakan satu-satunya tanah yang ia miliki. Raja pun memaklumi atas penolakan tersebut serta akan membatalkan proyek pembuatan danau, menelusuri solusi lain atas musibah kekeringan yang dilanda rakyatnya.
Setelah rakyat mendengar kabar jikalau Maharaja Inten Dewata menolak pembuatan danau. semua rakyat itu malah mendesak sang raja supaya dengan cepat dibuatkan danau, terpaksa raja sendiri yang sesegera mungkin meminta izin kepada kakak perempuannya atas kawasan tanah miliknya. Namun, Maharaja Inten Dewata tetap tak mengizinkan
Dalam kondisi yang setengah kacau, salah satu mentri senior mendatangi raja, membagikan usul agar raja lebih mengutamakan kepentingan rakyat ketimbang kepentingan Maharaja Inten Dewata. Mentri tersebut mencoba menggoda raja dengan perkataannya yang berbunyi.
Kerajaan ini cuma mempunyai satu raja, yakni baginda sunan, tak adanya yang lebih berkuasa. walau pun Maharaja Inten Dewata merupakan kakak kandung raja, ia tetap sesegera mungkin patuh. jika tak demikian, kerajaan ini mempunyai 2 penguasa, yaitu sunan serta Maharaja Inten Dewata
Termakan dengan omongan mentri, sang raja langsung memerintahkan seluruh abdi dalem supaya dengan cepat mengerjakan pembuatan danau di atas tanah milik Maharaja Inten Dewata. Bahkan, raja sendiri turun tangan buat memimpin pembuatan danau.
Pembuatan danau selesai, air mengalir di semua penjuru desa. Namun adanya duka di mata Maharaja Inten Dewata, dia bersedih atas tindakan adiknya yang semena-mena bikin danau besar di kawasan tanah miliknya
Dengan perasaan marah, Maharaja Inten Dewata tidak membawa kediamannya menuju gunung Kecil (hari ini dikatakan gunung Putri). Berposisi di gunung Kecil, Maharaja Inten Dewata meminta kepada Batara Rambut Putih supaya dibuatkan wadah air serta sekepal tanah. Ia berkata kepada Batara Rambut Putih
saya hendak menaiki gunung Kutu (hari ini dikatakan gunung Guntur), saya hendak menatap kawasan desa Kerobokan dari atas sana.
Setelah menemukan air serta sekepal tanah, ditemani Batara Rambut Putih, Maharaja Inten Dewata pun bergegas menaiki gunung Kutu. Sesampainya di puncak, ia menumpahkan air yang dibawanya serta menyebarkan tanah yang dikepalnya. setelah itu turun kembali serta naik kembali ke gunung Kecil Sesaat sehabis sampai di puncak gunung Kecil, seketika saja semua kawasan kerajaan Timanganten ditutupi awan gelap, layaknya malam, gulita serta kelam. Letusan dahsyat terdengar dari arah gunung Kutu, menyebabkan hujan api serta batu ke kawasan kerajaan, menghancurkannya. Saking hebatnya, gunung-gunung yang Berposisi di sekitar gunung Kutu ikut tergoyang. amat mengerikan, bak dunia mau kiamat.
Semua rakyat amat ketakutan, mereka memilih tidak membawa desa itu serta mengungsi ke area lain, layaknya Cianjur, Bandung, Karawang serta area lainnya, bikin kawasan kerajaan Timanganten kosong tidak berpenghuni. Letusan gunung Kutu menghapus peradaban kerajaan Timanganten dari dunia
Menyadari betapa mengerikannya kemarahan sang kakak perempuan, akhirnya Sunan Rangga Lawe menemui Maharaja Inten Dewata, memohon ampunan bersetara dengan mencium kaki kakak perempuannya itu. Sang kakak pun memaafkannya serta seketika bencana besar tersebut berhenti seketika
Setelah mendengar tolakan Maharaja Inten Dewata buat pulang, sang raja pun kembali ke desa Korobokan. Namun kawasan tersebut terlihat kosong tidak berpenghuni, luluh lantah, bahkan tidak nampak satu pun hewan peliharaan
Sejarah Penamaan Gunung Guntur, Garut
Lanjutan dari cerita di atas. sehabis terjadinya letusan dahsyat gunung Kutu, tersebutkan banyak orang orang yang menyebut gunung Kutu dengan nama Guntur yang mempunyai makna ‘halilintar’,. menggambarkan letusannya yang layaknya halilintar, mengagetkan serta bergemuruh.
Gunung Guntur Merupakan Gunung Berapi Paling Aktif di Indonesia, Bahkan Mengalahkan Gunung Merapi
Dalam bukunya yang bertajuk 13 Goentoer, Java Tweede Afduling, De Vulkaan en Vulkanische Verschjnslen West-en Midden-Java yang ditulis di tahun 1850. Franz Wilhelm Junghuhn (German) mencatat mengenai betapa aktifnya gunung Guntur di era tahun 1800an. Dia mencatat bahwa
Gunung Guntur ialah gunung paling aktif di Indonesia, mengalahkan gunung Merapi di Provinsi Jawa Tengah. terhadap kurun masa dari tahun 1800 hingga 1847, gunung Guntur telah meletus sejumlah 21 kali. jika dirata-ratakan, meletus terhadap 2 tahun sekal.
Sejarah Letusan Gunung Guntur
Seperti yang sudah disebutkan di atas, jikalau terhadap era-nya gunung Guntur pernah menjadi gunung yang amat aktif. Namun, sehabis itu, aktifitasnya kian menurun perlahan. terhadap umumnya, erupsi gunung Guntur didampingi dengan letusan material vulkanik, lelehan lava serta lapili. Catatan menunjukan jikalau gunung Guntur meletus terhadap tahun
1690, 1777, 1780, 1800, 1803, 1807, 1809, 1815, 1816, 1818, 1825, 1827, 1828, 1829, 1832, 1833, 1834-35, 1836, 1840, 1841, 1843 serta terakhir terhadap tahun 1847
jika Gunung Guntur Meletus
Pak Surono yang merupakan leader Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan jikalau gunung Guntur ini ialah salah satu gunung yang sesegera mungkin diwaspadai aktifitasnya
Bayangkan, dengan sejarah letusan yang dahsyat, bahkan beberapa menggambarkan layaknya hari kiamat. sepanjang lebih dari 1,5 abad, gunung Guntur menyimpan energinya, posibilitas besar, walaupun bukan gunung yang tak terlampau tinggi, letusannya bisa mengahancurkan perkotaan yang berada di dekatnya. Makannya kami tak boleh lengah dalam mengawasi aktifitasnya.
Baca juga 14 Fakta menarik Tentang Gunung Krakatau