Legenda Lembuswana Hewan Suci dari Kerajaan Kutai
Legenda Lembuswana berasal dari Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Makhluk mitologi ini sudah ada sejak zaman Kerajaan Kutai. Makhluk ini sekaligus menjadi simbol bagi Kerajaan Kutai hingga Kesultanan Kutai Kartanegara. Baca juga Legenda Cindaku Manusia Harimau Di Kerinci
Legenda Lembuswana Hewan Suci dari Kerajaan Kutai

Photo image by andytantowibelzark
Berbelalai bukan gajah, bertaring bukan harimau, bertaji bukan ayam. Legenda kemunculannya makhluk legenda di Sungai Mahakam ratusan tahun silam menjadikannya sebagai simbol Kerajaan Kutai Kartanegara.
Sosok yang berwarna keemasan nan berkilau ini seakan ditempa oleh matahari itu menjadi sebuah ikon penanda di sebuah halaman depan Museum Mulawarman, Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Patung satwa legenda itu berbadan kuda yang berisisik dan memiliki taji.
Taringnya yang terlihat menghunus ganas yang mengapit belalai itu muncul dalam sebuah cerita legenda masyarakat setempat. Namanya Lembuswana, sang penguasa Sungai Mahakam yang bersemayam di palung sungai itu.
Patung Lembuswana tersebut merupakan karya dari seorang seniman Burma pada pertengahan abad ke-19, tetapi baru menghias pelataran keraton Kutai Kartanegara sejak awal abad ke-20.
Kemunculan Lembuswana ini kerap dihubungkan dengan kisah lahirnya Putri Karang Melenu yang muncul bersama hewan mitologi itu dari dasar Sungai Mahakam. Kelak sang putri menikah dengan Raja Aji Batara Agung Dewa Sakti, dari pernikahan sang putri itu dilahirkan penerus dinasti raja-raja Kutai Kartanegara.
Leluhur warga Kutai sangat memercayai jika Sang Lembuswana merupakan tunggangan Mulawarman, yang bertakhta sebagai raja Kutai sekitar 1.500 tahun silam.
Tampaknya sangat mirip dengan sebagian besar penganut Shiwa di Nusantara bahwa lembu merupakan kendaraan Dewa Shiwa: Raja Majapahit pun dilambangkan sebagai Shiwa juga.
Satwa mitologi ini telah menjadi simbol dari keperkasaan dan kedaulatan seorang penguasa pada zaman nya. Unsur belalainya menandakan bahwa satwa ini juga melambangkan sosok Ganesha, Dewa Kecerdasan.
Selain di Museum Mulawarman, patung Lembuswana raksasa juga ada dan menghiasi Pulau Kumala, tempat rekreasi di tengah Sungai Mahakam. Lembuswana telah meretas masa dari zaman kerajaan Hindu tertua sampai kasultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura, tetapi makna bagi warga Kutai tetap tidak pernah berubah bahwa sosok ini mengikhtisarkan pemimpin yang mulia seharusnya juga mengayomi rakyat nya.