Cerita Misteri Pengalaman Seram Setelah Melayat
Cerita Misteri Pengalaman Seram Setelah Melayat – Selamat Malam
Perkenalkan nama saya samsul, saya tinggal di daerah Yogyakarta sekitar ring road selatan, pekerjaan saya adalah di salah satu insatansi pemerintahan.
Waktu itu sekitar tahun 2017, saya masuk kantor seperti biasanya jam 8 pagi, kantor saya terletak di sekitar Stadion Sepak Bola di Yogyakarta.
Seperti biasanya, saya sedang mengerjakan pekerjaan di kantor, sekitar jam 10 pagi, ada pengumuman dari penerangan kantor yang mengabarkan berita duka, karena ada salah satu pegawai di instansi saya bekerja, meninggal dunia. Dan saya pun sempat terkejut, karena yang meninggal adalah teman saya yang kebetulan ruangannya ada di sebelah ruangan saya bekerja.
Baca Juga : https://juraganmumut.com/cerita-misteri-kemping-fakultas/

Sebelumnya saya mendengar kabar, teman saya ini sudah seminggu tidak masuk kerja di karenakan sakit keras.
Saya pun berencana besok sebelum masuk kantor akan berkunjung ke rumah duka.
Tetapi rencana diubah, saya akan melayat malam hari saja, karena kebetulan besoknya ada tugas dari kantor yang tidak bisa ditinggalkan, saya pun bertemu teman saya Gugun teman 1 kantor saya juga. Saya pun mengajakan mengajakan gugun untuk melayad ke rumah duka, gugun pun menyetujuinya, kita pun sepaka jam 7 malam akan berangkat dari rumah saya dan Gugun akan menjemput beliau, dan berangkat bersama-sama menuju rumah duka.
Jam 7 malam kurang, Gugun pun dating kerumah saya dan setelah menunggu sebentar, akhirnya kami pun berangkat dengan berboncengan, menggunakan sepeda motor.
Saya yang berada di depan, karena saya tahu lokasi rumah Almarhum Anton (saya samarkan namanya), yang kebetulan tidak terlalu jauh dari rumah saya.
Saya pun berinisiatif untuk mengambil jalan tikus yang berada di sekitar kampung, di karenakan kalau melewati jalan besar, jalannya memutar dan memakan waktu yg lumyan sedikit lama.
Tidak sampai setengah jam perjalanan, sampailah kami di rumah duka, kami pun langsung memarkirkan motor di halaman rumah duka dan masuk ke dalam untuk mendoakan bagi almarhum.
Setelah itu menyalami keluarga yang berduka kamipun dipersilahkan duduk di tempat yang telah disediakan. Lalu kamipun membaur dengan warga yang ada, dan saling berkenalan, lalu mengobrol tentang almarhum dan keluarga, serta ikut mendengarkan rencana tentang pemakaman almarhum.
Tak terasa hampir 2 jam lebih kami berada di sana, karena dianggap sudah cukup lama dan sudah tidak ada kepentingan lagi, akhirnya kami pun berpamitan kepada keluarga almarhum,
sekalian permintaan maaf dan ijin untuk tidak bisa menghadiri acara pemakaman jenasah, karena tugas yang tidak bisa ditinggalkan untuk besok harinya
Lalu kamipun meninggalkan lokasi, tapi waktu itu kami tidak langsung pulang, tapi mampir sebentar ke rumah saudara saya yang tidak terlalu jauh dari rumah duka, untuk sekedar menjenguk keluarga dan saudara yang ada, tepat jam 11 malam, kami berdua pun pulang.
Sebagai gambaran, jalan tikus yang kami lalui adalah jalan aspal yang cukup besar, cuma masalahnya daerahnya yang harus dilewati adalah sawah-sawah, rumah pun tidak terlalu ramai hanya di lokasi tertentu saja dan selanjutnya sepi lagi, ada 2 kuburan dari arah kanan dan kiri yang mengapit jalan,
jadi sering disebut kuburan kembar, lalu harus berbelok-belok kiri dan kanan, setelah itu ada semacam kuburan cina sepanjang jalan sekitar 200 meteran panjangnya dan hutan kecil pohon jati yang sepi.memang kalau sudah di atas jam 9 malam sudah sepi jalan tersebut
Penerangan jalan jangan ditanya tidak ada sama sekali, jadi kalaupun ada tidak seterang penerangan di Jalan besar, jadi kalau tidak bertemu dengan mobil atau motor dari arah berlawanan, kita harus berhati-hati dalam membawa kendaraan mobil atau motor, dan sebagian besar kiri dan kanan jalan adalah daerah persawahan.
Saat dalam perjalanan pulang itu, Gugun mulai sedikit gusar karena melewati pemakaman umum, saya melihat di kaca sepion motor tiba- tiba gugun terlihat mematung beberapa detik ke arah pohon di samping gerbang pemakaman umum.
Gugun: “Mas, mas, mas, apa itu di depan dekat pohon itu yang loncat-loncat???”
Saya: “Apa, nggak ada apa-apa, itu paling-paling kambing lepas yang nyebrang, di sini kan, banyak yang pelihara kambing.” (sebenarnya saya juga melihat ap yang gugun lihat, tetapi saya mencoba untuk tetap tenang)
Tapi Gugun sudah terlanjur ketakutan, dipeluknya erat-erat saya dari belakang, sampai-sampai saya sedikit susah bernapas.
saya: “Hei ngapain pakai peluk kenceng kayak gini, aku nggak bisa bernapas kayak gini”.
Gugun: “Sorry mas (sambil tetap nempel kayak lem di belakang punggung saya), takut aku mas. Agak kenceng sedikit mas motornya.
Lalu setelah melewati kuburan, saya sekilas melihat ada orang besar sedang merokok di ujung jembatan, tapi saya mencoba tetap tenang sambil komat-kamit berdoa, dan lalu saya coba memencet klakson motor, sebagai tanda permisi. Gugun kaget, mendengar suara Klakson motor saat berjalan di jembatan
Gugun : “Ada apa mas, kok bunyiin klakson???
saya: “Oh tadi ada orang lagi jalan di jembatan, biar minggir”.
Gugun: “Mana mas? dari tadi Cuma kita berdua, jangan nakutin lah mas, nggak ada orang lagi tadi di jembatan?” (Semakin erat dekapan tangannya Gugun, sampai-sampai saya pun jadi risih sendiri)
Setelah dari jembatan jalan agak menanjak, sehingga motor melambat, dan sampailah di jalan yang di sebelah kanannya adalah komplek kuburan cina tua dan umum dan sebelah kiri
jalan hutan pohon jati yang cukup rimbun dan tinggi-tinggi, di sana ada hanya ada penerangan lampu neon 10 watt di depan makam. Gugun, tiba-tiba semakin memperat dekapan tangannya ke badan saya.
Saya: “Eh kenapa kamu ini, lepasin nggak, aku nggak bisa napas nih”
Gugun: “Mas, mas, apa itu tadi ada yang terbang dari pohon jati ke kuburan, kayak perempuan pakai baju putih mas, ayo mas dicepatin motornya!”, sambil memeluk sekencang-kencangnya dan memejamkan mata.
Saya: “Mana, paling-paling cuma layangan, yang putus dan talinya kecantol pohon dan tertiup angin” (sambil berusaha melonggarkan pelukkan tangan Gugun. Saya pun tahu ada kuntilanak lagi terbang melintas di depan mereka, hanya saya berusaha tenang, supaya temannya tidak tambah ketakutan).
Tetapi setelah saya berkata seperti itu, tepat dari sisi pohon jati terbang seperti kain putih menyebrang di depan motor, tak berselang lama saya sadar, kain putih itu melewati depan motor dan tersorot oleh lampu motor,
itu bukan sekedar kain putih belaka, dengan jelas saya melihat wajah wanita yang sangat pucat, berambut panjang dan dengan suara tawa yang sangat melengking membuat saya takut setengah mati.
Tidak sampai disitu, setelah itu tepat depan kami, terdapat sesosok bungkusan kain putih panjang, terbaring tengah jalan seperti jasad. Di tambah lebih jelas lampu motor menyorot sosok putih itu tepat di wajah, wajahnya memang sudah rusak dan menyeramkan dan saya pun tersadar itu adalah sesosok pocong yang berbaring di tengah jalan, dengan ketakutan setengah mati menghinggapi saya dan gugun, saya langsung tancap gas dengan sekencangnya dan tidak tersadar saya pun sampai ber teriak “POCONGGGGGGGG”
Tak berselang lama sekitar 5 menit, kami pun sampai di sebuah kampung yang ada berpenghuni, saya tidak pikir panjang langsung masuk ke pekarang rumah yang saya tidak tau siapa, dengan menjatuhkan motor dan meminta tolong karena saya dan gugun sangat ketakutan.
Serentak penghuni rumah berhamburan keluar beserta warga sekitar.
Wargapun menolong kami berdua, membawa kami kedalam rumah salah seorang warga untuk di tenangkan atas kejadian yang kami alami saat itu.
Semenjak kejadian hari itu saya tidak pernah melalui jalan itu kembali sampai saat ini!!!
1 Response
[…] Baca Juga : https://juraganmumut.com/cerita-misteri-pengalaman-seram-setelah-melayat/ […]